Selasa, 02 Juli 2019

Mencari Makna Kesuksesan




             Sejatinya tidak ada yang abadi atau tidak ada kata/ kalimat pasti dalam memaknai sebuah kata “sukses” dalam kehidupan nyata. Sebagai contohnya: seorang balita yang berhasil berjalan sendiri bisa dimaknai dia sudah mencapai sebuah kesuksesan, seorang yang berhasil menjaga komitmen untuk bisa selalu bangun pagi pun bisa dimaknai ia sudah mendapatkan sebuah kesuksesan, dan banyak hal di sekitar kita yang dapat dimaknai sebuah kesuksesan ketika seseorang telah berhasil mencapai apa yang telah ia targetkan.

              Lantas apa itu sukses atau kesuksesan?. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “kesuksesan” merupakan kata benda yang bermakna keberhasilan, keberuntungan. Sedangkan kata “sukses” sendiri merupakan kata sifat yang bermakna hampir sama, yaitu beruntung, berhasil.

              Dalam dewasa ini, makna sukses dalam diri seseorang terutama dalam kehidupan sosial, “sukses” dapat bermakna banyak. Seseorang ada yang sudah menyebut dirinya sudah sukses karena ia telah mencapai sesuatu, namun disisi lain, orang lain menyebutnya ia belum sukses, karena ia belum mencapai apa yang menjadi patokannya agar bisa dibilang sukses. Sebagai contohnya, seseorang yang telah wisuda, naik jabatan, naik gaji, dalam masyarakat umum inilah yang sebagian besar orang menyebut bahwa dia sudah sukses, dia dianggap sudah mencapai atau sudah memiliki yang sebagian besar orang harapkan untuk ia dapatkan.
              Ia sudah hidup berkecukupan, memiliki rumah mewah, mobil mewah, uang melimpah, sedang disisi lain banyak orang yang kerja keras siang-malam sekuat tenaga yang ia punya hanya untuk mencukupi kekurangan kebutuhannya di hari itu. Ia sudah diwisuda, memiliki nilai terbaik, sedang disisi lain banyak orang yang hingga bingung bagaimana memahami segala pelajaran yang ada. Ia bisa membeli berbagai barang, sedang disisi lain ada orang yang rela berpuasa membatasi diri untuk tidak menghamburkan uang untuk hal-hal yang tidak sedang ia butuhkan.

             Kemudian dari sebagian besar orang di atas yang telah mencapai atau mendapat segalanya yang sedang diimpikan orang lain sedang dalam keadaan sakit, sakit yang terlampau parah hingga ia tidak bisa menikmati segala hasil yang telat ia dapatkan, banyak yang beranggapan ia masih sukses, hingga tubuhnya terlalu lelah mengejar apa yang ia ingin dapatkan sejauh ini.

             Sukses sejatinya seperti pagi dan malam yang kita lewati setiap hari. Jika ada hal yang terlampau berat dan menguji, anggap saja ia malam. Malam yang sangat gelap, listrik padam, lilin habis, senter tidak ada. Sejatinya tidak ada hal yang perlu kita risaukan saat itu. Malam waktunya melepas lelah, beristirahat menikmati jedah kehidupan yang terlalu padat, saatnya sejenak untuk berjeda dalam aktifitas, kita terlalu sibuk dan berfikir keras menunggu listrik padam untuk lekas menyala, padahal kita sudah disediakan waktu jeda untuk libur sejenak dalam segala aktifitas, jika sangat lelah, kita bisa langsung tidur, jika belum bisa tidur, kita bisa duduk di luar menggelar tikar, menikmati langit yang ramai bintang atau cengkrama anak-anak yang sedang ramai di pelataran depan rumah. Jika kita tiba-tiba tertidur dan tiba-tiba sudah pagi dan lampu telah menyala, anggap saja itu sebuah kesuksesan, kesuksesan yang telah kita lewati dengan sangat sederhana. Karena sejatinya, kesuksesan terberat adalah segala capaian orang lain yang dibebankan kepada kita untuk kita raih, sedang kita terpuruk, lelah menanggung semuanya, hingga depresi dan kegagalan adalah puncak dari segalanya yang terlihat. Padahal jika kita melihat sampah organik yang sudah terkoyak, meski ia tersisih karena busuk atau cacat, masih bisa dimanfaatkan untuk pupuk organik dan menyuburkan segala tanaman yang ada. Jadi tidak ada kesuksesan yang pasti, kesuksesan sejatinya sebuah kebebasan dan kebahagiaan yang telah kita raih tanpa paksaan dari orang lain dan kita telah mendapatkannya entah dalam hal apapun itu. -MF

2 komentar: